Makam Keramat Di Pulau Kampai Memiliki Banyak Cerita Dan Karomah. PULAU Kampai di kenal dengan keberadaan 2 makam keramatnya, yakni
makam panjang dan makam mas merah. Seperti apakah keunikan dan perjalanan
sejarah dari kedua makam tua tersebut?
Pada perjalanan wisata religi tahun 2009 yang lalu, rombongan keluarga besar Padepokan Ki Ageng TapaPutih berkunjung ke Makam Panjang. Dari pantai kota pangkalan susu, Kabupaten
Langkat, pulau ini berjarak sekitar 30 KM. Kepada wartawan metro 24, mereka
mengisahkan perjalanan supranatural yang menggentarkan hati itu.
Keluarga besar padepokan yang turut serta dalam perjalanan ini terdiri
dari Ki Ageng Tapa Putih, Abah Mangun Kusumo,
serta Mbah Joyo Pamungkas. Perlu
diketahui, keluarga besar ini umumnya menyandang profesi paranormal dan praktisi
kebatinan. Selain mempersiapkan wadah perguruan
supranatural, padepokan ini juga, melayani terapi penyembuhan bagi mereka yang sakit, baik medis maupun
non medis melalui pengobatan alternatif.
Adapun motivasi mereka berkunjung ke makam panjang, antara lain
ingin melihat dari dekat keberadaan makam yang di isukan menyimpan banyak
misteri tersebut. Kabarnya, dilokasi ini sering terjadi peristiwa dan
fenomena-fenomena yang erat kaitannya dengan dunia mistis.
Selain itu, ada yang percaya makam panjang itu menyimpan karomah
dan hal-hal gaib lainnya. Cerita-cerita musykil dengan beragam variasi
ramai pula bermunculan dari lokasi ini. Kewingitan dan keangkeran kemudian
ditanggapi oleh warga setempat sesuai dengan keyakinan mereka masing-masing.
Begitu menginjakan kaki di lokasi
itu, rombongan menangkap suatu nuansa kalau di tempat ini memang terdapat
titik-titik yang diduga menyimpan energi gaib baik yang sifatnya positif maupun
negatif.
“Energi positif mungkin muncul karena
dipancarkan oleh karomah makam yang berukuran panjang 7 meter dan lebar 1 meter
itu,” kata ki ageng tapa putih. Menurutnya, di tempat yang sama tidak menutup
kemungkinan ada energi negatif yang berasal dari makhluk halus, seperti yang
berasal dari bangsa jin. “Fenomena ini perlu ditelusuri lebih mendalam lagi,”
tambanya pula.
Dari pantauan keluarga padepokan, di
pulau kampai ini banyak pula ditemukan kuburan-kuburan lainnya yang juga sangat
tua. Berlumut dan tidak terawat. Semuanya memiliki batu nisan, namun tidak ada
tulisan apa pun sebagai penanda siapa gerangan pemilik jasad yang terbaring di
dalam kuburan-kuburan tersebut.
Menurut cerita orang-orang tua yang
bermukim di sekitarnya, bahwa di era orde lama, pulau kampai belum ada penghuni
nya. Orang-orang yang datang dan singgah tak pernah ingin menetap di pulau ini.
Mereka hanya singgah sebentar lalu pergi lagi. “Bahkan setelah berada di pulau
ini, banyak orang dinyatakan hilang. Mereka raib, entah pergi kemana
meningalkan jejak,” ungkap abah mangun kusumo, yang mengaku sudah 2 kali
mengunjungi pulau ini.
Kuat dugaan, kuburan tua itu
dipastikan merupakan peninggalan semasa penjajahan belanda, atau jauh sebelum
proklamasi kemerdekaan RI 1945. disebutkan pula, memasuki era orde baru,
orang-orang mulai ramai berdatangan ke pulau kampai. Mereka membuka kebun,
bersawah dan beternak di areal pemukiman yang bisa dimiliki secara Cuma-Cuma.
Hingga kini, tercatat sekitar 1.000 kepala keluarga yang menetap di pulau kampai.
Meski banyak kuburan tua yang ditemui
dimana-mana, tetapi, hanya makam panjang dan makam mas merah yang ramai di
ziarahi oleh warga setempat dan para peziarahyang datang dari luar pulau, makam
panjang, misalnya, sering diziarahi oleh warga non muslim, yakni masyarakat
keturunan tionghoa.
Para usahawan di era orde baru di
bilangan kota medan, dan kota-kota lainnya, dikabarkan meraih sukses dalam
bidang bisnis yang geluti setelah sering ziarah ke makam panjang. Diantaranya,
yang dapat disebutkan adalah pemilik PT. Kedaung di tanjung morawa.
Hal itu tercermin melalui bantuannya
menjadikan lantai makam yang tadinya tanah, kemudian berbatu, sekarang sudah
dilapisi dengan keramik sehingga selalu kelihatan bersih. Atas permohonan warga
sekitar makam, kemudian syamsul arifin, yang kala itu menjadi bupati langkat,
berkenan turut berpartisipasi memugar sebuah bangunan guna melindungi makam
panjang dari siraman hujan dan panas matahari. Seperti diketahui, kini, syamsul
arifin sudah terpilih menjadi orang nomor satu di provinsi sumatra utara.
Demikian informasi yang diperoleh dari orang-orang tua di sana. Yang cukup
menarik dan unik, tidak seorang pun dari orang-orang di pulau kampai yang mampu
memberi keterangan tentang kisah awal keberadaan makam panjang.
Bahkan, tidak seorang pun tahu persis
siapa sosok yang dikebumikan disitu. Aneh memang, padahal makam itu telah
banyak yang mempercayai karomahnya.
Namun di kalangan masyarakat
keturunan Tionghoa, ada kepercayaan bahwa di Makam Panjang telah dikebumikan
seorang Datuk. Seperti diketahui, gelar datuk disandang oleh sosok bangsawan di
era feodalisme dahulu. Dan ini ada kaitannya dengan budaya Melayu di Sumatera
Timur, bahwa seorang Datuk adalah pribadi yang semasa hidupnya disegani dan
dihormati, berjiwa sosial dan suka menolong fakir miskin.
Kepercayaan ini mungkin sedikit
kontroversial. Bagaimana tidak? Seorang Datuk malah dipuja oleh kalangan
masyarakat Tionghoa. Mereka memuja sambil meminta sesuatu di Makam Panjang,
atau yang kerap pula mereka namakan Makam Datuk Panjang. Beragam permintaan
yang mereka ajukan. Antara lain memohon keselamatan, kesuksesan berbisnis,
kerukunan rumah tangga, cepat dapat jodoh dan lain-lainnya.
Demikian juga halnya dengan Ki Ageng Tapa Putih yang sudah sering berkunjung ke Pulau Kampai, sudah banyak orang yang
dibawa ke pulau ini untuk mendapatkan karomah dari makam yang dikeramatkan
(Makam Panjang & Makam Mas Merah) tersebut. Melalui juru kunci makam; Bapak
Ibrahim Bin Daud, setiap rombongan yang dipimpin oleh Ki Ageng Tapa Putih akan mendapat pelayanan plus sekaligus bersedia
untuk memimpin ritual ziarah di makam panjang tersebut.
Alhamdulillah, setiap pengunjung
makam yang memiliki hajat menyatakan, segala hajat yang mereka mohonkan kepada Allah
SWT pada saat ziarah sudah terkabul
berkat bimbingan dari Ki Ageng Tapa
Putih dan juru kunci makam Bapak Ibrahim Bin Daud. (* Kisah perjalanan
pada Tahun 2009)
Bagi Anda yang ingin berkunjung ke makam keramat di pulau kampai, dapat segera menghubungi Kontak Kami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar